Judul: Voice
Penulis: Ghyna Amanda
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2014
Design Sampul: Eduard Iwan
Tebal: 192 hkm
ISBN: 978-602-03-0947-7
Sebagai seorang customer service
di sebuah perusahaan handphone seluler swasta Kirana Putri selalu menghabiskan
waktu kerjanya dibalik microphone untuk melayani keluhan pelanggannya. Tanggung
jawab yang dipegangnya sebenarnya tidak sulit. Tapi hanya saja ia mulai merasa
jengkel saat beberapa pelanggannya mengira bahwa dirinya adalah seorang pria.
Bagaimana tidak salah kaprah jika pada kenyataannya Kirana memiliki suara khas
seorang pria.
Kirana yang baru menginjak usia 22
tahun hidup terpisah dari ayahnya karena sang ayah memutuskan bercerai dan
membentuk keluarga baru. Lintang, adik laki-laki Kirana satu-satunya tinggal
bersama ayah dan ibu tirinya sedangkan Kirana tinggal bersama sang bunda. Semua
terasa berbeda saat Kirana berkunjung kerumah lamanya dan bisa dikatakan
hubungannya dengan si ibu tiri yang tidak terlalu baik.
Suara pria yang dimiliki oleh
Kirana mengundang rasa ketertarikan Mas Indra untuk mengajak Kirana bekerja
sama dalam project games buatannya. Kirana langsung menyetujui tawaran itu dan
mengirimkan sample rekaman suara miliknya melalui email.Tetapi email itu
terkirim kepada pihak lain dan membuat Kirana harus membuktikan keaslian
suaranya di sebuah studio rekaman. Di studio itulah ia pertama kali berjumpa
dengan Shimizu Akira.
Shimizu Akira atau biasa dipanggil
Akira adalah cowok blasteran keturunan Jepang yang sedang membuktikan
kemampuannya di bidang voice acting. Ia mengirimkan sample suara untuk mengisi
suara sebuah film animasi namun karena ada sedikit salah paham di studi rekaman
ia malah dipertemukan dengan Kirana Putri. Kirana yang memiliki karakter suara
pria yang kuat terpilih sebagai pengisi suara tokoh "Satria"
sekaligus menjadi lawan main Akira. Kirana yang masih baru dalam dunia voice
acting menuntut dirinya untuk berlatih keras bersama dengan voice actor lainnya
yang sudah berpengalaman.
Selain Akira, film animasi
berjudul The Princess and The Raven disuarai oleh Nauval dan Mbak Alena. Kirana
semakin mengenal dunia dibalik voice acting dan proses penggarapannya selama
berlatih. Dan nyatanya menjadi seorang voice actor tidak mudah. Hal ini
dirasakan oleh Kirana setelah tiga minggu berlatih dan hasil latihannya tidak
memberikan hasil yang terbaik. Kirana yang merasa dirinya lemah dan terus
menyalahkan dirinya sendiri karena ketidakmampuannya melakoni peran Satria
malah membuat Kirana ingin mundur dari proses recording film ini. Akankah
Kirana menyerah? Masihkah ada harapan baginya untuk membuktiikan pada dirinya
sendiri bahwa dia mampu? Semua jawaban menjadi satu dalam Voice.
***
Alur cerita di mulai dari
keseharian Kirana sampai akhirnya ia tersesat karena kesalahan dirinya yang
tidak sengaja mengirimkan sample rekaman suaranya kesebuah email audisi
pencarian voice actor yang semula sample itu seharusnya dikirimkan untuk project
sebuah games. Akira yang nantinya menjadi lawan main Kirana memiliki sebuah
mimpi untuk menjadi seiyuu di Jepang. Demi mewujudkan mimpinya itu ia bertekad
untuk menjadi seorang voice actor.
Akira yang cendurung obsesif dan
tegas sangat bertolak belakang dengan Kirana yang santai dan cenderung kurang
percaya diri pada kemampuannya. Karena sifatnya yang seperti itu membuat dia
tertinggal dari rekan pemain lainnya. Mbak Alena yang menjadi pengisi suara
penyihir menganggap Kirana sebagai penghambat proses recording dan membuat
hubungan keduanya menjadi renggang, Kirana yang dianggap seperti itu malah
memutuskan untuk berhenti dari proses recording.
Penggambaran karakter Kirana yang
kurang percaya diri membuat cerita ini sedikit terasa kurang. Alur cerita yang
bergerak maju tapi terkesan lambat. Konflik yang diangkat sebenarnya bagus tapi
kurang diperluas. Sepertinya penulis ingin menonjolkan pengembangan karakter
setiap tokoh ketimbang konflik cerita yang diangkat.
Melalui dialog Akira bersama
Kirana saya dapat mengetahui bahwa karakter Akira ang obsesif disebabkan karena
Akira sejak dulu ingin menjadi seorang seiyuu atau pengisi suara film animasi
Jepang. Sayangnya keinginan ini ditentang oleh orang tuanya yang berada di
Jepang. Akira akhirnya pindah ke Indonesia untuk sekolah dan mengikuti audisi
voice actor yang nantinya bisa membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia mampu
menjadi seorang seiyuu.
Walaupun tidak ditunjukan secara
explisit bahwa Akira menyukai Kirana, tampak beberapa adegan saat Akira menujukkan
perhatian lebih kepada Kirana. Setiap pulang dari berlatih take vocal di studio
Akira bersedia mengantar Kirana padahal waktu sudah menujukan pukul 11 malam.
Dan ketika Kirana sudah memutuskan berhenti menjadi pengisi suara Satria, Akira
datang kerumah Kirana hanya untuk membujuknya kembai bergabung dalam proses
rekaman. Cerita terasa mengalir dan saya menyukai saat-saat menjelang ending.
Sering kali kita menyerah pada
sebuah hal baru yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Terjebak dan zona
nyaman tidak seharusnya membuat kita malu mencoba berbagai tantangan. Buku ini
menyadarkan setiap pembacanya bahwa setiap orang memiliki keunikan dan bakat
dalam diri masing-masing. Keunikan itu tidak seharusnya membuat kita menjadi
malu dan menyerah, Jika kita bisa mengolahnya, ia bisa menjadi sebuah pijakan
bagi kita untuk memulai sebuah keberhasillan yang tidak terbayangkan saat ini.